Kaderisasi
selalu di anggap oleh masyarakat sesuatu hal yang buruk karena kebanyakan
masyarakat di Indonesia menganggap bahwa proses kaderisasi itu sama saja dengan
peristiwa ospek pada umumnya yang terkenal dengan bullynya dan berploncoannya
(mahasiswa di kerjani huhuhu). Tetapi kaderisasi ini merupakan hal yang sangat
penting untuk mahasiswa baru karena kaderisasi merupakan pembentukan karakter
mahasiswa yang berkararter baik, bertanggung jawab dan tentunya selalu tepat
dalam penataan hidupnya (dari waktu, kegiatan dan sebagainya).
Sekitar
2 tahun lalu Universitas Diponegoro sudah tidak ada lagi yang namanya ospek,
tetapi kaderisasi masih ada kok karena fungsi dari kaderisasi ini untuk bekal
nanti setelah ia lulus di dunia lapangan kerja. Kaderisasi di Universitas
Diponegoro sudah ada buku pedoman yang sudah di sahkan oleh Rektor Undip. Untuk
apa di bukukan? Agar dalam pelaksanaan kaderisasi mahasiswa baru sudah tersusun
rapi, bertanggung jawab dan tentunya terarah secara baik.
Penghapusan
ospek terhadap mahasiswa baru di Universitas Diponegoro itu di pelopori oleh
mahasiswa psikologi, karena bisa mempengaruhi mental dan kepribadian mahasiswa
baru yang nantinya bisa terdampak buruk padadiri mahasiswa tersebut.
Kita
ngapain sih pada saat kaderisasi? Pada saat kaderisasi kita dikenalkan oleh
kaka tingkat kita bagaimana kita dalam belajar, berorganisasi yang baik tanpa
meninggalkan akademiknya dan sebagainya. Selain itu kita belajar untuk menjadi
team work yang baik dan tentunya bersaing secara sehat dan bersikap sportif.
tentunya mengenal kampus yang akan menjadi tempat menuntut ilmu yang nyaman,
dan yang paling penting adalah pembentukan karakkter yang baik.
Menurut pengamatan saya kaderisasi pada
mahasiswa informatika tahun 2012 ini sungguh berbeda dengan kaderisasi dengan
universitas lain bahkan kaderisasi seperti di fakultas teknik , tetapi ada
beberapa hal yang membuat mahasiswa menganggap miring terhadap kaderisasi yang
dilakukan pada kaderisasi kemarin. Diantaranya seperti :
1.
Kurang ada konsolidasi antar
himpunan mahasiswa informatika
Terlihat dari pertemuan
untuk kaderisasi HMIF terkesan berjalan sendiri – sendiri, sehingga setiap
diadakan pertemuan (proses kaderisasi) seolah – olah acaranya tersebut hanya di
pegang oleh beberapa orang saja.
2.
Terkesan monoton
Perkenalan didalam suatu
event besar atau melibatkan banyak peserta dari berbagai tingkatan itu sangat
dibutuhkan bagi mahasiswa baru agar tidak merasa kewalahan pada proses belajar
di teknik informatika undip ini. Acara besar hanya diadakan sekali pada saat
akhir masa kaderisasi, mungkin dalam hal anggaran fakultas juga sepertinya
kurang mendukung.
3.
Sikap kakak tingkat (Pengurus
HMIF) terlihat sembrono/ngasal
Ada beberapa pengurus HMIF
yang bersikap acuh atau bersikap memukul rata setiap mahasiswa baru. Misalkan
si A (Pengurus HMIF) tidak mau tahu kondisi atau latar belakang mahasiswa baru
dan dia mengasumsikan bahwa mahasiswa baru itu seperti dia. Jika sampai
terulang begitu terus mungkin akan terjadi kesenjangan ekonomi diantara
mahasiswa baru dengan pengurus dan psikologis mahasiswa baru tersebut
terganggu, seharusnya ini butuh dukungan untuk masa transisinya.
Universitas
adalah tempat untuk memahirkan diri kita,bukan saja di lapangan technical and
managerial know how, tetapi juga di lapangan mental, di lapangan cita-cita,di
lapangan ideologi, di lapangan pikiran.Jangan sekali-kali universitas menjadi
tempat perpecahan.
(Soekarno,
Kuliah umum di Universitas Pajajaran, Bandung, 1958).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Budayakan berkomentar yah, monggoo :